Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang menegaskan komitmennya untuk mendukung penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN). Langkah ini dinilai sejalan dengan semangat kampus dalam memperkuat ekosistem kewirausahaan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia.
Melalui Kepala Lembaga Kewirausahaan Udinus, Dr. Nila Tristiarini, M.Si., CSRA., universitas tersebut mendorong agar perguruan tinggi diberikan peran strategis dalam memperkuat ekosistem kewirausahaan nasional. Menurutnya, kampus memiliki potensi besar dalam melahirkan generasi muda yang berdaya cipta dan mampu menjadi penggerak ekonomi berbasis inovasi.
“Perguruan tinggi kini telah bertransformasi menjadi entrepreneurial university yang menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan semangat wirausaha di kalangan mahasiswa, dosen, serta alumni,” ujar Dr. Nila.
Ia menambahkan, penguatan kewirausahaan di lingkungan kampus bukan sekadar tentang membuka unit bisnis mahasiswa, tetapi juga membentuk pola pikir (mindset), keterampilan (skillset), dan perangkat (toolset) yang mendukung mahasiswa untuk menjadi pencipta lapangan kerja.
“Kewirausahaan di kampus membentuk mindset, skillset, dan toolset agar mahasiswa siap menciptakan lapangan kerja, bukan hanya mencari kerja,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dr. Nila menjelaskan bahwa rancangan Perpres tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional diharapkan dapat menegaskan peran kampus sebagai aktor utama dalam pengembangan kewirausahaan nasional. Menurutnya, kebijakan tersebut perlu memuat strategi kolaboratif yang mendorong terciptanya inovasi dan kemandirian ekonomi di kalangan generasi muda.
Udinus melalui Lembaga Kewirausahaannya juga mengusulkan agar pemerintah menghadirkan Skema Dana Kolaboratif Nasional (matching fund) yang dapat dimanfaatkan perguruan tinggi untuk mempercepat pengembangan startup mahasiswa. Selain itu, integrasi data kewirausahaan kampus ke dalam sistem SAPA UMKM juga menjadi poin penting agar potensi bisnis mahasiswa dapat terpantau, terukur, dan memperoleh dukungan berkelanjutan.
“Kami mengusulkan adanya skema pendanaan kolaboratif antara pemerintah, industri, dan kampus, serta integrasi data kewirausahaan mahasiswa ke dalam SAPA UMKM agar program yang dijalankan tidak berjalan sendiri-sendiri,” terang Dr. Nila.
Sebagai universitas yang aktif menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan sivitas akademika, Udinus telah memiliki berbagai program pembinaan dan inkubasi bisnis yang menghasilkan banyak startup mahasiswa. Melalui Sub-Proses Bisnis Inkubasi, Udinus membantu mahasiswa mengembangkan ide menjadi bisnis yang tangguh dan berdaya saing.
Langkah ini sejalan dengan visi Udinus untuk menjadi kampus yang tidak hanya mencetak lulusan siap kerja, tetapi juga mampu menjadi pencipta lapangan kerja dan agen perubahan di masyarakat.
“Kami berharap Perpres ini dapat menjadi landasan kuat bagi sinergi nasional dalam pengembangan kewirausahaan, dengan kampus sebagai pusat inovasi dan kolaborasi,” tutup Dr. Nila.











